Assalamualaikum

Terimakasih telah berkunjung ke rumah RK :
guestbook ada di kiri bawah halaman ini..
data gak perlu dilengkapin semua lho tp kalo lengkap boleh juga :D
isi aja: nama, email kalau ada, comment &
Please type the letters you see (yang di box item)
trus "submit" deh
:)

Jumat, 24 Desember 2010

Blue




   Juli 2011 dan kekisruhan telah berakhir. Rentetan terror di Kampung Batik, Masjid, Gereja, Kedutaan, Hotel, mereka para pelaku telah berpulang pada tanah tempat asalnya. Hembusan angin yang  menari, meniup sejuk membebaskan diri dari belenggu panas, Rumpun-rumpun melati yang bermekaran menguar harum dari dalam kebun-kebun. Burung-burung tekukur yang bertengger pada tajuk-tajuk pohon, riang berkicau-kicau. Pak pos yang mengantarkan pesan dalam lembaran-lembaran surat yang dibalut amplop. Pesan sebagai rangkaian kata yang ditata indah dalam lembar surat. Pesan yang akan diantar sebagai pembawa kabar gembira. 


-RK-
  



Senin, 13 Desember 2010

Pilihan # 2

Dan pada akhirnya manusia harus memilih. Pilihan yang akan menentukan jalan hidupnya kini dan kelak.
Sekarang ini atau itu maka nanti akan begini atau begitu.
Antara A dan B tentu akan berbeda risiko dan kisahnya.
Sebuah pertimbangan yang matang, ketegasan, dan keberanian diperlukan di dalamnya.

A dan B mempengaruhi
Para Sahabat memberi masukan
dan Kamu syg yang harus memilih.
Dan tentu saja semua adalah kehendak Sang Maha Kuasa.

Seperti Adam yang memilih memakan buah khuldi karena terpengaruh bisikan Iblis melalui Hawa
maka Tuhan mengeluarkan mereka dari Surga.
tentu akan berbeda kisah jika Adam tak berlaku demikian.

Dan seperti itulah kamu syg harus memilih A atau B.
karena kelak kamu sendiri yang akan diminta pertanggung jawabannya.

-RK-

Rabu, 08 Desember 2010

Negeri Maya

Dan dimulailah kisah dari negeri maya, negeri yang dapat menyingkap misteri tersembunyi dalam nyata, lalu menjawabnya melalui rangkaian kata.

adalah kisah dari negeri maya yang menjelma nyata. Membuatnya merona, merasakan sejuknya udara, harumnya bunga-bunga, dan indahnya rerumputan hijau.

adalah kisah dari negeri maya pula yang membuatnya gemetaran, kesana kemari, mencari tahu rangkaian tanda yang dibisikan dalam senyap.

Tetapi bagaimana semua ini terjadi?

Kawan kisah dari negeri maya juga adalah jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rangkaian shalat-shalatnya.
atas permohonan petunjuk kepada Sang Maha Hidup

-RK-

Jumat, 03 Desember 2010

7, 8 & 9

Terkadang masih terlintas kejadian di bulan Juli ketika suara petir terdengar lebih keras dan kasar membuat rasa jadi kusut dan rumput tak terlihat hijau. Matahari terasa begitu panas membakar hingga ke pori-pori dan pada senja hujan turun deras sekali. Begitulah sisa akar kekesalan yang masih terjalin hingga bulan ke delapan.

Tetapi kemudian September datang membawa angin sejuk. Berbisik tentang pesan-pesan cinta, keikhlasan, dan keindahan.

“Tak ada seorang pun yang terlepas dari ujian syg
Juli dan Agustus bukanlah seperti pikirmu kini
Mereka justru mengingatkan mu pada keagungan cinta (NYA)
Cintailah Sang Maha Pencinta pada strata tertinggi dengan begitu segala yang kau hadapi akan lebih ringan.
Lihatlah banyak hikmah yang dapat kau petik nanti & Segalanya akan menjadi lebih indah.”

                                                                                                                                       
                                                                                                                                         Salam Cinta,
                                                                                                                                         September

Senin, 15 November 2010

Pilihan

Syg, ku rasa kamu telah memperhatikan dan membandingkan sebagian akibat dari pilihanmu.
Berjalan melewati kanan dan kiri, menemukan sebagian yang tersembunyi di dalamnya.
Meneguk, menelan, merasakannya.

syg, tlg pertimbangkan lagi
aku yakin kamu punya cara sendiri
Semoga cinta dan kasih sayang ALLAH SWT senantiasa bersama mu :)




with love,
Rk

Jumat, 05 November 2010

For My Penpal

Sahabat, November masih menitikan rintik-rintik setelah 10 bulan memang tak pernah absent. Sepanjang tahun ini banyak kejadian mengerikan: perselisihan, perang saudara, nafsu-nafsu yang diumbar, aib yang dipertontonkan lalu laut-laut itu meluap-luap menenggelamkan yang tengah terlelap dan kini November gunung-gunung berteriak-teriak, langit terus saja menangis tak mau berhenti.

Saat aku menuliskan surat ini, sayup-sayup ku dengar suara anak kecil menyenandungkan ayat-ayat
Al Quran, merdu sekali :)
katamu kini kau bekerja bersama mereka y? Anak-anak kecil itu lucu, menggemaskan, masih polos.
ah, kau beruntung bisa melewati hari-hari bersama mereka!

oya kemaren ku lihat pangeran yang sering kau dongengkan itu, berdiri di sudut gang, berkerut-kerut keningnya. sepertinya ia sedang pusing-pusing. mungkin Tuhan sedang memberinya setumpuk soal ujian :)
terkadang ujian dapat membuat kita semakin dekat dengan (NYA)

ops sudah dulu ya, waktu istirahat hampir berakhir. kapan-kapan kau ajak aku minum kopi . ok.
semoga hari mu menyenangkan !!

-RK-

Selasa, 02 November 2010

Coklat, Kopi, Teh dan Susu

Hey, Lama tak bersua, Bagaimana kabarmu?
Semoga cinta dan kasih sayang (NYA) senantiasa mengiringi hari-hari mu :)

Oya, ada yang lupa ku katakan dalam surat-suratku
Ku rasa Coklat dan Kopi lebih cocok buat mu
Eh, tunggu dulu sepertinya teh dan susu juga akan menjadi sahabat yang baik untuk mu

Selamat beraktivitas
Semoga akan banyak karya yang menginspirasi & penuh pencerahan lahir dari kerja kerasmu




-RK-

Senin, 11 Oktober 2010

Surat Balasan Juli

suatu senja telah ku tulis surat-surat untuk mu
kau baca & cerap maknanya

ku bisikan bahwa kelak akan datang  bab-bab mu..
disana pena, kanvas, tinta, cat, kayu bukan lagi dalam genggamku.
tiadalah jua aku akan mengambil alihnya...

setiap goresan kanvas adalah keputusan memilih warna..
setiap detak pena adalah keputusan memilih diksi...
setiap ketokan tatah adalah keputusan menentukan bentuk
dari goresan,detakan, dan ketokan-ketokanmu
sedikit demi sedikit ku lihat tabir mu




-RK-
Oct 2010
publish on fb by Rike Savitri; Thursday, October 7, 2010 at 9:53am


c i n t a

Merajut jalinan rasa yang membuat pagi menjadi indah, siang menjadi cerah, senja menjadi manis dan malam menjadi hangat. melukiskan warna-warni yang menipis hingga menjadi tebal. meniupkan rindu dan memutar-mutar perasaan.
"D", sahabat penaku bilang, cinta seperti kesetiaan matahari yang menerangi siang dan rembulan yang menghias malam.




-RK-
publish on fb, Friday, July 30, 2010 at 1:17pm

"The Dusk Man"

Aku menyebutnya the dusk man. Karena ia selalu kutemui pada senja di sebuah café, sebelah barat stasiun tugu Yogyakarta, Delighted café. Begitu malam menjemput, aku selalu kehilangan jejaknya walau sudah beberapa kali ku runut.
“Saat senja, fajar memerah dan perlahan tenggelam sebagai pelabuhan yang mengantarkan siang pada malam”.
*****


Delighted Café, 17:35
Sebuah café yang menawarkan aneka macam kopi, terletak di sudut jantung Yogyakarta, bergaya tradisional dengan dominasi ornamen dari ukiran kayu. Di kala senja dari jendela café ini, pengunjung dapat menikmati silhoutte senja nan indah.

Hampir tiga kali dalam seminggu, aku selalu berkunjung ke Café ini. Karena kopi, ruang, dan senjanya..

*****


Senja di pertengahan Agustus 2009, ketika Sastrowijayan mendung, Seorang pria dengan kisaran usia 30 tahun mengenakan setelan wool coat abu-abu panjang dan trousers hitam, berjalan santai, menyebrang jalan, menuju café ini. Ia memasuki Café dan mengambil tempat duduk tepat di sampingku. Ia memiliki tubuh ideal dengan tinggi sekitar 175 cm dan berat 65 kg, berambut hitam lurus dan memiliki sinar mata tajam.

“Pesan apa Mba?”, ujar pelayan wanita berseragam batik sambil menyodorkan buku menu.
“Macho-Java Coffee satu”, campuran yang sama dari varietas arabican coffee.

Lima menit kemudian pelayan wanita tadi datang membawa minuman favoritku di café ini. Pria tadi rupanya mempunyai selera yang sama, dua menit kemudian pelayan wanita lainnya mengantarkan mocha-java ke mejanya.

Sambil menikmati kopi, ia mengeluarkan laptop dari ransel hitamnya, membuka tautan, google, search…


****

sudah 9 kali berturut-turut pada senja di pertengahan Agustus aku selalu bertemu dengannya, pada café itu, dengan pakaiannya yang sama, wool coat abu-abu, trouser hitam dan tak ketinggalan ransel hitamnya.

Hingga pada suatu senja ku putuskan untuk mengikutinya, keluar café pada 17:50, berjalan santai agar ia tak menaruh curiga.

Ia berjalan menyusuri malioboro, melewati penjual gudeg dan berhenti pada kios kerajinan tangan. 20 menit kemudian keluar bersama seorang pria yang sepantaran usianya, mereka pun saling omong-omong.

Kemudian ia menyebrang dan berjalan memasuki stasiun.


Stasiun tugu, Yogyakarta, 18:20, tidak sedang berjubel calon penumpang.

Kereta Api ‘Senja Utama dengan jadwal keberangkatan 18:30 dari stasiun Tugu Yogyakarta tujuan stasiun Senin Jakarta, telah datang.


****
Aku menatap pria itu tanpa berkedip, dadaku berdegup tak beraturan.

“Kamu membuntutiku?!”,aku menoleh padanya.

“Nara Santi….”, ia tersenyum ramah.

“Dari mana kau tahu?”

Ia tersenyum kembali.

Kami berhenti di sebuah toserba, membeli dua kaleng kopi dan berbagi kisah

*****


Di hari berikut, ketika aku akan masuk ke dalam rumah, aku jumpai sosoknya, rasa heran semakin menjadi ketika ia tahu dimana aku tinggal...

“Wah, cantik sekali rangkaiannya…. Kamu beli dimana???
“Dari Kebun ku, aku yang merangkainya, kamu suka?”, ujarnya sambil tersenyum.
“Iya, mawar memang selalu menarik perhatianku.”

*****
Sudah tiga senja tidak ku lihat lagi sosoknya, tepatnya setelah kunjungannya ke rumahku...

aku susuri café itu, jalanan Malioboro, Stasiun kereta, bahkan kios handicraft dimana ia selalu menjumpai temannya, namun ia tetap tidak ku temukan.

*****

kepulan asap di bagian depan penginapan terlihat jelas di layar kaca, tiga mobil gegana berjejer diiringi petugas berseragam kepolisian.

Aku masih tidak percaya!

“Wajah pria yang selama senja di bulan Agustus selalu ku lihat! muncul pada layar kaca!

Di stasiun tv lainnya, di hari berikutnya, di beberapa stasiun tv ...

Wajahnya menghiasi seluruh stasiun televisi negeri ini!”.

*****

“Dari sudut manapun pengeboman bukan pada derah perang adalah tindakan yang tidak bisa ditolerir!” ucap anchor sebuah stasiun berita negeri ini.

*****
Sent: 17-Sep-2009
09:01:30 pm

-RK-
publish on fb by Rike Savitri; Sunday, October 4, 2009 at 1:01pm


Minggu, 10 Oktober 2010

Not in (MY) Name

Telepon berdering 3 kali sebelum aku mengangkatnya. Kami bertemu saat menjelang senja di sebuah rumah makan mungil dan duduk di atas karpet tipis yang diletakan dekat dinding. Sinar matahari senja menerobos masuk dari jendela dan membentuk berkas segitiga.
Dia berhenti mengunyah, menurunkan roti kering , dan menghirup teh panasnya.

“Assamualaikum “, sapanya

“Assalamu’ alaikum, sodaraku, kurang La dan sangat berbeda maknanya. Assamu berarti kematian Assamu’alaikum berarti semoga kematian dilimpahkan kepadamu. Jauh berbeda makna dengan Assalamu’alaikum yang berarti semoga keselamatan dilimpakan kepadamu.

“Maaf. Maksudku tadi Assalamualaikum”

“Waalaikum salam warrahmatullah wabarakatuh. Bagaimana kabarmu sahabat? lama tidak bertemu, kemana aja?”

“Pergi beberapa saat, aku mengajakmu kemari karena ada hal yang sangat penting yang ingin ku bagi. Aku ingin memberitahu mu. Kamu mau mendengarkan?”

“Ya, Aku mengangguk.

“Bismillahir Rahmaanir Rahiim, listen to me. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari rasul-rasul. Right???”

“Yes, dan hingga titik: (yang berada) Di atas jalan yang lurus. Wal Qur-aanil hakim, Innaka la minal mursalin, Alaa shiraathim mustaqiim. ( Surah Yaasin: 2, 3, dan 4)”

“ Apa kamu pernah merenungkan mengapa kita diciptkan di dunia ini?”

“Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada tujuan-Nya. Tidak ada yang main-main.”, aku memasukkan dua bongkah gula ke dalam gelas tehku.

“Sodaraku, Kita harus berjuang”

“Tentu Saja.”

“Berjuang atas Nama ALLAH.”

“Tentu segala sesuatu memang harus karena-NYA.”

“Kita harus menyusun strategi.”

“Ya. Itulah sebabnya manusia dikaruniai akal dan pikiran. Karena kita akan berjuang juga dengan ilmu dan strategi, seperti katamu tadi.”

“Bagus!! pikiran kita telah sejalan, Lantas bagaimana menurutmu tentang pemboman kemaren?

“Apa maksudmu???”

“Tenang saudaraku. Bergabunglah dengan kelompok kami”.

“Bom???”

“Ya. Dan sejenisnya.”

“Tidak akan.”

“Mengapa tidak???

“Mengapa katamu!! Maka kamu jelaskan kepadaku sekarang! Mengapa Bismillaahir Rahmaanir Rahiim (Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) dilafadzkan sebelum kita memulai sesuatu. Mengapa Assalamu’alaikum (semoga keselamatan senantiasa dilimpahkan kepadamu) kita lisankan ketika kita bertemu siapapun, atau saat akan masuk ke suatu tempat. Mengapa ALLAH memyebut kita ya Mukmin (yang memberi keamanan), dan Mengapa Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang) merupakan Asma Allah yang awal tertera dalam Asmaul Husna”. “Jelaskan Kepada-ku wahai saudaraku!”

(Dia Terdiam) ya diam saja.

“You kill in The Name of God. You Kill in The Name of ALLAH.
Ya Mukmin, jangan lagi kamu syiar-kan hal itu. Perbaikilah.
Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan betapa kita senantiasa diingatkan untuk mendoakan keselamatan bagi siapa pun.
Don’t kill in the Name of ALLAH. Jangan beritakan hal itu pada dunia. jangan kamu sakiti hati kami dengan syiar-syiar mu, Kami tidak seperti itu. Kami bukan penyebar terror dan pembunuh. Sungguh kita bersaudara, saling mengasihi dan menyayangi.

-RK-publish on fb, Thursday, April 15, 2010 at 4:04pm

D

4 Agustus 2010

D, sahabat penaku, ini surat pertama yang ku tulis khusus buat mu :)
Kau tahu D, aku sangat senang membaca surat-surat dari mu, kau menuliskannya dengan gaya bahasa yang indah dan menarik.
Aku ingin katakan bahwa aku berhutang banyak kebahagiaan, kau sangat baik dan sabar.
Suatu hari nanti akan ku buat juga surat-surat tentang mu.

D, kau janji ya tak akan bosan dengan ku :)

Salam,
RK

"Suramanda"

Pada  senja sebelum permainan dimulai, angin berhembus menerpa daun-daun ketapang sementara langit mulai menampakan wajah muramnya. Aku dan Dia, masing-masing duduk pada ayun-ayun yang terbuat dari setengah ban bekas.

"Apa kau masih mau bermain?, badai akan turun!"
"Iya. tak apa. aku bawa payung, jas hujan, dan tenda".
"Kau bawa juga untuk ku?"

Dia tersenyum lebar yang memperlihatkan rentetan giginya, lalu mengeluarkan 2 potongan keramik dari dalam saku celana panjangnya.
"Sebuah untuk ku dan sebuah lagi untuk mu."

"Bagaimana cara bermainnya?"

"Begini, aku akan menggambar kotak-kotak yang berderet ke atas dengan dahan ini terlebih dahulu. Setelah gambar selesai maka  permainan dimulai dengan melemparkan gaco keramik  ke dalam kotak dan lompatlah. ingat goco dan lompatan tidak boleh menyentuh setiap garis batas kotak."

"Bagaimana jika salah satu diantara kita menyentuh garis batas  atau  mungkin  tersungkur saat  meompat?"

"Jika demikian tergantung teman mainnya, akan mengajak bermain lagi atau tidak!"

"Kalau aku terlebih dulu, apa kau akan mengajakku lagi?"

(dia tak menjawab dan melanjutkan gambarnya pada tanah lapang)".

"Cukup kau menggambarnya terlalu tinggi. Kau sebut apa permainan ini?"

"Suramanda!!!", teriaknya.

-Rk-
16/09/2010

Sahabat

Kini pertengahan juli 2010. hujan belum juga lelah menyampaikan pesan. pesan yang disampaikan beruntun hingga bulan ke tujuh dalam rangkaian melodi, bersama fajar, siang, senja, dan malam. Mencari, mengetuk, menyelusup lalu mewujud nyata. Dari utara, timur, selatan hingga barat, mengalir genangan airnya di sepanjang jalan, di seluruh kota, di suatu negeri.
Mereka mendengar nyanyian hujan lalu berbisik-bisik sambil mengenakan payung hitam, abu-abu kemudian putih. Ada yang kuning dan biru. Juga merah dan jingga. Serta coklat dan hijau. Lalu, seperti yang terjadi pada februari maka maret, april, mei, juni, juli pun terkadang berteriak, jedderrr… deras… semakin deras… deras lagi… kembali mengatur nafas dengan gemerisik, lelah sesaat hingga kemudian merintik-rintik.. tik..tik…tik… begitu melodinya…

***

Sesosok tubuh samar-samar mucul di kegelapan malam, berlari di tengah-tengah keramaian orang-orang yang mengenakan payung. Napasnya terengah-engah, kembang kempis, keringatnya menyatu dalam deras hujan, juga air matanya. Mungil, mengenakan baju biru pekat panjang hingga menutupi pergelangan kaki juga selendang kuning yang dibalutkan ke kepalanya. Bibirnya bergetar, sedikit terbuka lalu terkatup, membuka lagi kini sedikit lebih lebar. Suaranya lirih terdengar…
S….
A…
H….
Lalu larut dalam deras hujan….
Basah kuyup. Menggigil…dingin dan menusuk…

Tangannya menggenggam selembar kertas yang tintanya luntur terkena hujan lalu terbang terbawa hembusan angin. Yang menggelombang. bertiup menelusuri deyut nadinya.menjauh dan melebur bersama hujan. Ia jatuh. Tergeletak. Lemas. Kaku. Mereka melihat, berhenti, kemudian saling berbisik lagi.

Second connotation
-RK-
2010
 
 

Kado

Tahun ini musim terbalik: 2010..
kemarau menjelma hujan,
tak kunjung reda menggenangi bumi
dingin juga sepi
sesuatu yang tak mudah dipahami…


senja ini, aku berjalan seraya makan kacang polong, tak boleh dilakukan, makan sambil jalan.ah biarlah..
jantungku melambung-lambung, ku sebrangi hiruk pikuk jalan lalu masuk ke toko coklat.. sekantung coklat untukku menemani malam..
ada campuran mede, almond, kismis… semua manis.. aku suka manis, suka gula..
gula-gula membuat hidup menjadi manis..


sudah malam di lapang rumput.. ada lampu taman, ada sekantung coklat, ada bintang, dan bulan yang bulat penuh,juga kunang-kunang yang berkelap-kelip di antara dedaunan.seekor burung berkicau sambil terbang lalu hinggap di samping ku..
ku katakana kepadanya : “mau coklat??”

Si burung makan coklatku.. dia mengambil sebagian milikku.. aku rasa, aku mulai suka berbagi dengannya.. dia riang, suka berkicau dan menyanyi..
Ada burung dan coklat di samping ku, mereka membuat malamku menjadi riang dan manis…

Ku keluarkan notes hijau mini dari saku celana…
“Kamu mau dengar??? Ini kado malam untuk mu, wahai burung”.
(Ia diam saja, aku menganggapnya setuju)
Ku ceritakan sebuah rahasia. Rahasia 7 tahun silam.. yg tertulis di notes mini hijau ku..

“Semesta membisikku dalam lelap, dalam sunyi, tanpa bunyi…
Aku sudah tahu pria itu ..
namanya tertulis di mimpiku… dia tinggal jauh sekali”.

“Kamu tahu burung, kini sosoknya nyata… seseorang yg pada awalnya tidak nyata… yg tidak ku ketahui bentuknya.. hanya nama dan terpisah ribuan kilometer dariku”.
“Tapi Dia telah datang, ada di dekatku, seperti kamu…”

Setelah mendengar kisah dan menghabiskan coklatku, burung berhenti berkicau dan terbang lagi
Dan keheningan kembali menyelimuti malam….


-RK-
Pada suatu malam di penghujung bulan
publish on fb by Rike Savitri , Tuesday, June 29, 2010 at 6:50pm

surat buat mu


aku ingin bercerita pada mu malam ini,
di tempatku malam telah larut sekali..

sesaat tadi aku sempat berjalan pelan, sudah sunyi, tak ada bunyi-bunyian, tampaknya mata-mata sudah terlelap, dibisiki dongeng malam..

bagaimana di sana? di tempatmu?
senja masih tersenyum? :)

disini tirai-tirai sudah ditutup, rapat-rapat..
lampu-lampu ruang sudah dipadamkan
gelap sekali..

tampaknya di sana lonceng-lonceng mulai berbaur dengan malam dan warna-warni lampu juga muncul riang di jalan-jalan..
gelas,mangkuk,dan piring terhampar di meja, ada teh, kopi, juga minuman favoritmu y?

sahabatku sering bercerita bahwa tempat mu indah dan hidup sekali :)

lampu-lampu malam, taman-taman yang dihias rumpun-rumpun bunga, jam yang senantiasa berdentang-dentang, Teng! Bunyinya kencang sekali?, alunan musik yang merdu, burung-burung yang berjalan dan hinggap di jendela-jendela. eh bagaimana kicaunya? cit-cit-cit ya?

sahabatku tak bisa sepenuhnya menceritakan kicaunya, ia tak sanggup melisankannya, ia hanya bisa bercerita lewat huruf-huruf.. ia memang bisu

bagaimana kalau kamu saja yang bercerita? aku ingin mendengarnya :)
aku ingin mendengar kicaunya :) apa cit-cit-cit juga, seperti di tempatku?
jika berbeda, kamu janji ya untuk mengajariku bagaimana kicaunya ;)



-RK-
27/05/10 pkl 01:00

DIA

tiba-tiba aku tak ingin mengikuti turnamen itu. lalu segera berlari aku melepas diri dari hiruk pikuk. menjatuhkan gulungan senar, membelok di tikungan, dan menghilang.

kemudian berkaca, tentang tujuan hidup. dan berhenti. ternyata senarku telah putus. mungkin sedikit lama. atau mungkin telah lama putus.aku harus menggantinya dengan yang lebih kuat, dimana harus ku beli? sebentar telah ku temukan petanya. disana tergambar dimana toko senar yang begitu kuat berada. begitu kuat hingga tak sanggup orang melepaskan kekang-Nya.


-RK-
publish on fb by Rike Savitri on Sunday, April 11, 2010 at 7:39am

Pada Suatu Hari di Bulan Agustus



Pada Suatu Hari di Bulan Agustus ketika kemarau menjelma hujan

Semilir angin menyelusup sejuk pada aliran darah



Pada suatu Hari di Bulan Agustus ketika senja berkarib sunyi

Burung-burung terbang kembali menjelajah cakrawala



Pada suatu hari di bulan Agustus ketika aku ingin menitip pesan dengan kalam untukmu
namun kau telah pergi



-RK-
11/11/2009
09:09:09

tentang barat-nya



Terik mentari yang timur semakin tergelicir ke baratmu
Setiap pancaran cahaya merangkum menyatu
menjadi saksi lantunkan ayat-ayat tentangmu
Harapan menyatu dalam bentang Ribuan mil

Sudah Ku titipkan pesan pada hening fajar tentang kisahku di timur
Sudah Ku bisikan rahasia pada embun pagi bahwa sungguh ku tlah mencari mu dalam sunyi
Sudah Ku serukan pada hujan senja “tak ku biarkan kau sirna dalam detak tintaku”
Tanyaku pada angin malam “mengapa senyap???!”
Hingga ku ikhlaskan pada kelabu petang jiwa mu

Asa melebur meleleh dalam tangis gerimis

Pada temaram keheningan petang
kiranya.. mungkin, ya mungkin….
ada tegur sapa..
 Dalam saf semesta yang lelap
Dalam jalur takdir berbeda

-R.K-
Bandung, 9-9-09 ; 9p.m

publish on fb by Rike Savitri on Sunday, August 15, 2010 at 4:40pm