Telepon berdering 3 kali sebelum aku mengangkatnya. Kami bertemu saat menjelang senja di sebuah rumah makan mungil dan duduk di atas karpet tipis yang diletakan dekat dinding. Sinar matahari senja menerobos masuk dari jendela dan membentuk berkas segitiga.
Dia berhenti mengunyah, menurunkan roti kering , dan menghirup teh panasnya.
“Assamualaikum “, sapanya
“Assalamu’ alaikum, sodaraku, kurang La dan sangat berbeda maknanya. Assamu berarti kematian Assamu’alaikum berarti semoga kematian dilimpahkan kepadamu. Jauh berbeda makna dengan Assalamu’alaikum yang berarti semoga keselamatan dilimpakan kepadamu.
“Maaf. Maksudku tadi Assalamualaikum”
“Waalaikum salam warrahmatullah wabarakatuh. Bagaimana kabarmu sahabat? lama tidak bertemu, kemana aja?”
“Pergi beberapa saat, aku mengajakmu kemari karena ada hal yang sangat penting yang ingin ku bagi. Aku ingin memberitahu mu. Kamu mau mendengarkan?”
“Ya, Aku mengangguk.
“Bismillahir Rahmaanir Rahiim, listen to me. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari rasul-rasul. Right???”
“Yes, dan hingga titik: (yang berada) Di atas jalan yang lurus. Wal Qur-aanil hakim, Innaka la minal mursalin, Alaa shiraathim mustaqiim. ( Surah Yaasin: 2, 3, dan 4)”
“ Apa kamu pernah merenungkan mengapa kita diciptkan di dunia ini?”
“Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada tujuan-Nya. Tidak ada yang main-main.”, aku memasukkan dua bongkah gula ke dalam gelas tehku.
“Sodaraku, Kita harus berjuang”
“Tentu Saja.”
“Berjuang atas Nama ALLAH.”
“Tentu segala sesuatu memang harus karena-NYA.”
“Kita harus menyusun strategi.”
“Ya. Itulah sebabnya manusia dikaruniai akal dan pikiran. Karena kita akan berjuang juga dengan ilmu dan strategi, seperti katamu tadi.”
“Bagus!! pikiran kita telah sejalan, Lantas bagaimana menurutmu tentang pemboman kemaren?
“Apa maksudmu???”
“Tenang saudaraku. Bergabunglah dengan kelompok kami”.
“Bom???”
“Ya. Dan sejenisnya.”
“Tidak akan.”
“Mengapa tidak???
“Mengapa katamu!! Maka kamu jelaskan kepadaku sekarang! Mengapa Bismillaahir Rahmaanir Rahiim (Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) dilafadzkan sebelum kita memulai sesuatu. Mengapa Assalamu’alaikum (semoga keselamatan senantiasa dilimpahkan kepadamu) kita lisankan ketika kita bertemu siapapun, atau saat akan masuk ke suatu tempat. Mengapa ALLAH memyebut kita ya Mukmin (yang memberi keamanan), dan Mengapa Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang) merupakan Asma Allah yang awal tertera dalam Asmaul Husna”. “Jelaskan Kepada-ku wahai saudaraku!”
(Dia Terdiam) ya diam saja.
“You kill in The Name of God. You Kill in The Name of ALLAH.
Ya Mukmin, jangan lagi kamu syiar-kan hal itu. Perbaikilah.
Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan betapa kita senantiasa diingatkan untuk mendoakan keselamatan bagi siapa pun.
Don’t kill in the Name of ALLAH. Jangan beritakan hal itu pada dunia. jangan kamu sakiti hati kami dengan syiar-syiar mu, Kami tidak seperti itu. Kami bukan penyebar terror dan pembunuh. Sungguh kita bersaudara, saling mengasihi dan menyayangi.
-RK-publish on fb, Thursday, April 15, 2010 at 4:04pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar